Persiapan Untuk Usaha Sablon

Bismillah
Para sahabat Kasuba, kita semua tau semakin hari tantangan semakin berat. Biaya untuk kebutuhan hidup semakin meningkat sementara kesempatan untuk memperoleh pekerjaan semakin sulit. Keluhan terdengar di sana sini. Tapi sahabat, mengeluh adalah bukan sifat
laki-laki apalagi untuk seorang muslim. Mengeluh juga tidak akan memberi solusi yang ada malah menambah masalah. Sebetulnya masih banyak kesempatan untuk mencari rejeki. Disaat lapangan pekerjaan semakin sulit maka alangkah baiknya kalau kita mencoba berpikir, menciptakan ide dan menangkap peluang usaha yang ada.
Saya pribadi menjadi pekerja dari tahun 1997 dan alhamdulillah banyak ilmu yang diperoleh untuk bekal menjadi mandiri. Pada tanggal 23 Oktober 2013 saya mendirikan sebuah usaha konveksi dan fokus dibidang kaos. Untuk urusan jahit menjahit saya tidak bingung karena keahlian sebelumnya memang di dunia jahit tapi untuk urusan sablon saya saat itu awam sekali. Awalnya ketika mendapat orderan kaos untuk urusan sablon dilempar keluar tapi lama kelamaan jadi kendala juga karena jarak ke tempat sablon agak jauh (Banyumas – Purwokerto) ditambah lagi masalah lain yang muncul kurang tepatnya waktu, seringkali ketika pesanan telah mencapai deadline sablonan belum selelesai. Belum lagi masalah lain yaitu disaat pesanan dalam jumlah sedikit misalanya cuma ½ lusin sementara saya harus jauh-jauh nyablon ke Purwokerto.
Karena kendala-kendala yang saya sebut diatas akhirnya memutuskan untuk belajar sendiri. Kala itu tanpa guru langsung, guru yang ada hanya youtube, forum-forum sablon dan bacaan-bacaan di blog. Alhamdulillah walaupun hanya belajar otodidak melalui tahapan try and error akhirnya bisa nyablon walaupun sampai saat ini pun belum bisa dibilang sabloner mahir dan tahap master. Lalu apa sih alat-alat yang perlu disiapkan ? Berapa kira-kira biaya untuk modal yang harus dikeluarkan ? mungkin itu pertanyaan yang muncul di pikiran sahabat Kasuba.
Masalah besar kecilnya modal itu relative tergantung jenis alat sablon apa yang kita siapkan karena yang namanya alat sablon khususnya meja sablon sebagai alat vital di bidang sablon itu hargana bervariasi muali dari meja sablon yang nyaris tanpa modal yaitu bikin sendiri dengan bahan baku kayu, yang harga ratusan ribu, jutaan, puluhan juta sampai yang harga ratusan juta juga ada. Untuk pemula di bidang usaha sablon saya anjurkan menggunakan meja sablon yang murah saja atau buat sendiri kecuali anda memiliki budget yang lumayan besar.
Jenis tinta yang digunaka juga menentukan besar kecilnya biaya operasional. Tinta sablon jenis Rubber memerlukan biaya lebih murah dibanding tinta plastisol. Apa itu tinta rubber apa itu tinta plastisol silahkan anda baca macam -macam jenis tinta sablon. Jenis tinta plastisol sebagai alat pendukung diperlukan alat curring yaitu pemanas supaya tinta matang dan kering di permukaan bahan kaos, sementara alat curring itu sendiri harganya lumayan mahal belum lagi untuk sumber daya listrik diperlukan daya listrik yang cukup besar yaitu diatas 1000 watt. Jadi alangkah lebih baiknya disaat awal merintis usaha sablon sebaiknya kita gunakan tinta jenis rubber.
Lalu alat apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha sablon ? Berikut alat-alat pokok yang saya ketahui sesuai dengan keilmuan saya. Yang kita bahas ini adalah menyablon dengan penggunaan tinta sablon jenis rubber dan menggunakan meja sablon jenis catok.












Rincian Harga
Untuk perincian harga saya hanya menggunakan perkiraan harga saat tulisan dibuat
Meja sablon : Rp. 150.000,-
Catok sablon 1 pasang : Rp. 40. 000,-
Meja Ekpose beserta lampu TL : Rp. 250.000
Screen 40 x 50, 5 buah : Rp. 175.000,-
Rakel 30 cm : Rp. 75.000,-
Tinta sablon 2 kg : Rp. 185.000,-
Pigmen 4 botol : Rp. 60.000,-
Obat afdruk 1 kg : Rp. 65.000,-
Hairdryer 1 buah : Rp. 90.000,-
Ember 1 buah : Rp. 26.000,-
Busa 1 lembar : Rp. 150.000,-
Lakban 3 buah : Rp. 30.000,-
———————————————————————–
Jumlah biaya perkiraan : Rp. 1.296.0000,-
Tinggalkan Balasan